9 Nov 2010

Harmoni Amourest & Kelompok Bandul Nusantara Ngamen "Peduli Merapi"


"Yang berhak tertawa ketika bencana itu cuma korban dan Tuhan. Buat yang lain, jika memang tak bisa melakukan apa-apa mending diam." (Setyo A. Saputro)

Pernyataan tadi juga dipertegas oleh Setyo A. Saputro melalui catatannya yang berjudul Merapi dan Pikiran-Pikiran berikut petikan artikel tersebut yang menyita perhatian saya.

Memang tak tertutup kemungkinan, ada di antara mereka yang terlibat huru-hara bencana itu cuma ngikut arus saja. Membantu pengungsi biar tampak peduli. Sibuk berdoa di febuk karna trend-nya memang begitu. Berangkat jadi relawan sembari dirasuki arwah Narcissus. Update status biar keliatan heroik. Berpikir bahwa foto profil yang memperlihatkan potret diri yang tertutup masker di tengah jalan berselimut debu itu terlihat gagah. Seperti halnya mereka yang mengaku kiri dengan cara selalu pake kaos Tan Malaka & Guevara. Poto jepret.. Upload via BB.. Trus nunggu comment-comment dan acungan jempol berseliweran. Sekali lagi, mungkin memang ada yang seperti itu. Tapi apa trus cuma nyacat dan nyocot* di kedai kopi jauh lebih baik dari itu semua? (Merapi dan Pikiran-Pikiran -- Setyo A. Saputro)

Belum lama mengamini artikel tersebut, saya mendapat SMS dari seorang kawan yang tak lain adalah manajer Kelompok Bandul Nusantara sekaligus Composer untuk Harmoni Amourest, Irawan Wijayanto.

" Info Darurat: KBN & HA peduli Merapi, ngamen bareng. HAri ini, Kumpul di markas jam 3 Sore. Dresscode putih. Target selesai ba'da isya. Bawa cemilan dan air putih. Serius. Nuwun."
Walhasil, KBN dan HA akhirnya dua hari ngamen bareng di spenajang jalan lawu dan sekitar Kampus UNS. Tempatnya dipilih yang sekiranya ramai dan tentu saja telah mendapat ijin dari yang berwenang di tempat tersebut. Maka dipilihlah beberapa HIK dan Resto di sepanjang jalan Lawu Karanganyar.
Durasi ngamen kurang lebih 2,5 jam x 2 hari dan sempat terhalang hujan akhirnya mampu mengumpulkan sedikit uang sebesar Rp 732.300,00. Rencananya uang tersebut akan dibelikan barang yang berkaitan dengan bayi dan perempuan untuk selanjutnya akan disalurkan melalui PMI setempat.

" PMI pasti punya daftar daerah mana yang lebih membutuhkan barang-barang tersebut, " terang Irawan.

Selama dua malam itu 16 orang gabungan dari Harmoni Amourest dan Kelompok Bandul Nusantara saling berbagi tugas dan kompak. Ada yang ngurus perijinan tempat, mengatur lalu lintas, membawa kotak amal, main musik dan menyanyi, mengangkut alat dengan mobil, dll. Sungguh tak terduga, hanya dengan modal sms mendadak dari Irawan tadi, dua kelmpok yang kian akur itu membuat pertunjukan kolaborasi yang menghibur.
Terbukti dengan suguhan lagu andalan HA: Senja, Cerita Merpati, dan Lagu Pagi, banyak penonton yang ikut berjoget, berusaha menyanyi, dan setidaknya mengangguk gelengkan kepala.

"bahkan saat kami mainkan lagu Senja, kita sempat mengiringi sepasang kekasih yang terlihat sedang bertengkar. Akhirnya hanya kasih recehan. hehehe. Mungkin terganggu dengan lirik lagu yang pas dengan suasana, " jelas Irawan saat ditemui kaumdarurat.com di Markas Bandul Nusantara.


Foto: Irawan


3 komentar:

mas kok koe mengen mengen i wae .. aku pengen melu . jiuhh ..

sip !
walau potoku tak ada, tak apa
tetap semangat berproses!

Posting Komentar

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR DI BLOG INI. APA YANG ANDA PIKIRKAN SOAL TULISAN SAYA TADI?

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More