26 Mei 2011

saya kira kelompok tata boga

Seorang ketua komunitas pecinta facebook sedang diwawancarai.
Wartawan: "Mas, komunitas ini kalau gathering biasanya dimana?"
Facebooker: "Kebetulan kami bisa masak sendiri jadi tidak perlu menyewa gathering"

Wartawan akhirnya punya ide untuk membentuk komunitas catering.

(posting semacam ini terinspirasi dari ngupingjakarta.blogspot.com)

Malam Ini Ngopi Bersama Kipli (Part 2)

Teman bermain saya di sini hanya 3K, yaitu kipli, krisna, dan kopi. Yang dua pertama adalah manusia sedangkan yang terakhir adalah makhluk gaib. hehehe. Ya bukan lah, kopi adalah kopi. Kopi memang tak pernah menyelesaikan masalah, tapi setidaknya memberi saya waktu bernafas sejenak semacam menghimpun energi untuk menyiapkan diri guna menghadapi masalah. Di Rembang, ratusan warung kopi tersebar. Dan akan saya jelajahi satu persatu bersama Krisna dan Kipli.
(bersambung)

19 Mei 2011

Isyarat Kilat

Jika sempat, suatu saat inginku kau melihat dari darat, banyak kilat menjilat laut pekat. Bukan soal ngalamat atau firasat, hanya sekedar isyarat dari senyap agar kita segera merapat dalam dekap.

Rembang, ketika bulan lengkap dan 20 Mei kurang seperempat.

18 Mei 2011

ARIFIN C. NOER: “KESENIAN SAYA BUKAN UANG”

Arifin C.Noer, pada 28 Mei 2011, tepat  16 tahun meninggalkan kita. Namun,  ada ikon-ikon tertentu yang membuat kita teringat kepada tokoh teater dan perfiman Indonesia ini. Antara lain “Darah itu warnanya merah, Jenderal” (Serangan Fajar) dan “Bukan Perempuan Biasa” yang mengilhami antara lain lagu “Bukan Cinta Biasa”.

Dalam puncak Festival Film Indonesia (FFI) 2010, pada tanggal 6 Desember 2010 di Central Park Jakarta, Rasyid Karim yang terpilih  sebagai Pemeran Pembantu Pria Terbaik, mengucapkan terima kasih kepada Arifin C.Noer sebagai orang yang membuatnya berhasil.  “Tanpa Arifin C.Noer saya tidak mungkin ada di sini,” ujar anggota Teater Ketjil itu seraya mengangkat piala Citranya.

Ucapan  Rasyid Karim itu, mengingatkan kita bahwa sudah 16 tahun dunia film Indonesia ditinggalkan oleh Arifin C.Noer.  Tokoh  besar di teater dan film Indonesia yang lahir di Kenduruan, Cirebon, 10 Maret 1941 ini, meninggal di Jakarta, pada 28 Mei 1995.

Tidak mungkin kita melupakan jejak langkah Arifin C.Noer di teater dan perfilman Indonesia. Ia telah melahirkan banyak bintang. Rasyid Karim hanya salah satunya. Sebelumnya kita sudah mengenal banyak awak Teater Ketjil yang kemudian juga menekuni film. Seperti Ikranegara, Ratna Riantiarno, Dorman Borisman, Cok Simbara, dan banyak lagi.

Yang langsung ke kancah film, ialah Joice Erna (Suci Sang Primadona) dan Farrah Meuthia (Yuyun). Sementara Rano Karno, Merriem Bellina, meski tidak lahir di tangan Arifin, tetapi terpoles di tangan Arifin melalui film Taksi. Begitu juga Bella Esperance Lee yang terpoles di Bibir Mer.

Sejak Kecil Cinta Seni

Meski ayahnya, Mohammad Adnan, dikenal sebagai pedagang sate di Cirebon, Arifin Chairil Noer, yang ketika kecil akrab disapa dengan Ipin ini, lebih berminat menekuni seni.

“Masa kanak-kanak saya adalah masa kanak seorang anak tukang sate kambing dari suatu lingkungan yang sepi dari kehidupan artistik atau kesenian,” ungkap Arifin, dalam sebuah wawancara.

Anak kedua dari delapan bersaudara ini, setelah tamat SD Taman Siswa (Cirebon), ketika duduk di SMP Muhammadiyah (Cirebon) banyak menulis puisi, bahkan menulis sekaligus menyutradarai drama Dunia Yang Retak.  Pada usia ini, lahir puisinya yang pertama, Langgar Purwodiningratan, bercerita mengenai masjid tempat ia biasa bertafakur.  

Ketika di SMA Negeri Cirebon, ia masih banyak menulis puisi yang ia kirim ke majalah-majalah di Cirebon dan Bandung.  Tidak jelas, apakah itu yang menyebabkan Arifin tidak lulus. Ia kemudian pindah ke  SMA Jurnalistik di Solo. Di situ ia puas berekspresi dengan menjadi anggota Himpunan Peminat Sastra Surakarta (HPSS).

“Ketika remaja, setiap malam saya menulis puisi karena saya ingin menjadi penyair. Juga menulis lakon karena ingin menjadi sutradara,” tutur Arifin, suatu ketika.

Pada 1960, Arifin melanjutkan pendidikan di Yogyakarta. Ia memilih  Jurusan Administrasi Niaga di Fakultas Sosial Politik Universitas Tjokroaminoto, karena ayahnya ingin Arifin menjadi camat. Namun, ia tidak menyia-nyiakan kesempatan bergabung dengan Lingkaran Drama Rendra. Itu sebabnya, Arifin selalu menyebut Rendra sebagai guru teaternya.

“Makanya saya heran ketika ada yang bilang saya bersaing dengan Rendra. Mana mungkin guru dijadikan saingan. Rival saya adalah Shakespeare. Rendra tetap saya junjung sebagai guru,” ujar Arifin.

Bersama Lingkaran Drama Rendra, ia memuaskan kreativitasnya dalam penulisan puisi dan drama. Ia juga bergabung dengan Teater Muslim pimpinan Mohammad Diponegoro – yang kemudian disebut Arifin sebagai gurunya di bidang organisasi. Di sini naskahnya, Nenek Tercinta, memenangi Sayembara Penulisan Drama Teater Muslim.  Kemudian naskahnya, Mega-Mega, menjadi pemenang kedua Sayembara Naskah Drama Badan Pembina Teater Nasional Indonesia (BPTNI) tahun 1967.

Tamat kuliah pada 1967, Arifin memutuskan untuk hijrah ke Jakarta. Ia meniti karir sebagai manajer personalia di sebuah yayasan dana bantuan. Namun ia juga mendirikan Teater Ketjil, pada 1968, bersama kawan-kawannya – antara lain bersama Salim Said, Nashar, Roedjito, dan Sri Widodo.

Sewaktu Rasyid Karim melamar menjadi anggota Teater Ketjil pada 1975, Arifin bekerja di kantor Kawasan Industri Pulogadung. “Ketika saya ingin ikut Teater Ketjil, saya ke rumahnya. Rupanya saya datang kesiangan. Mas Arifin sudah berangkat ke Pulogadung, jadi saya menunggu sampai malam,” tutur Rasyid Karim, yang bergabung dengan Teater Ketjil sejak masih duduk di kelas 1 SMA 12, Klender (Jakarta).

Awalnya, Arifin masih berusaha menyelaraskan kerja kantoran dengan teater. Apalagi di Kawasan Industri Pulogadung, setelah menjadi public relations kemudian menjadi marketing manager. Ia juga sempat mendapat rumah mewah dari perusahaan. “Saya pernah menemani Mas Arifin, pada suatu malam tahun baru, piket di kantor. Waktu itu, kalau tidak salah, ada pertunjukan wayang orang di kawasan itu,” tutur Rasyid Karim, kelahiran 1956, yang di Teater Ketjil tergolong paling muda.

Namun, akhirnya, Arifin meninggalkan jabatannya untuk berkonsentrasi di Teater Ketjil. “Kesenian saya bukanlah uang. Keberhasilan seseorang itu terletak pada rasa bahagia,” tegas Arifin.

Fenomena dalam Teater Indonesia Modern

Menurut Putu Wijaya, salah satu tokoh teater Indonesia, Arifin C.Noer dan Teater Ketjil merupakan fenomena dalam teater Indonesia modern.  Arifin juga pelopor teater Indonesia, bersama Rendra dan Teguh Karya – ketiganya kini sudah tiada.

“Rendra dengan Bengkel Teater menyumbangkan ‘kegagahan dalam

kemiskinan’ dengan menggali idiom pengadegan teater rakyat seperti ketoprak, Teguh Karya dengan Teater Populer menyumbangkan upaya menggali realisme Barat dan pola produksi yang sadar pasar sehingga menjadikan teater sebagai hidangan terhormat di masyarakat kelas menengah, Arifin menyumbangkan bau Indonesia dengan segala masalah sosial, psikologis, juga mistik Jawa/Sunda dalam kemasan Indonesia,” urai  pemimpin Teater Mandiri tersebut, dalam acara mengenang Arifin C.Noer pada 17 Mei 2005.

Putu Wijaya memuji Arifin sebagai pengarang produktif dengan meninggalkan banyak naskah drama yang membuat sejarah dalam perjalanan teater Indonesia modern.

Banyak  judul lakon yang telah dilahirkan Arifin. Ia menulis dan menyutradarai sendiri  judul-judul seperti Sumur Tanda Dasar (digelar antara lain dalam acara pembukaan Gedung Kesenian Jakarta (1987), Mega-Mega, Kapai-Kapai, Tengul, Orkes Madun IMadekur dan Tarkeni, Orkes Madun IIUmang-Umang, Orkes Madun III – Sandek Pemuda Pekerja, Kucak-Kacik, dan Macbeth.

Menurut Arifin, suatu pementasan bukanlah suatu karya tulis ilmiah yang memungkinkan pencantuman sejuta catatan kaki. Teater memerlukan ketangkasan dalam waktu seperti sulapan, sehingga dalam sekejap saja seluruh dunia segera memahaminya. “Oleh sebab itu saya senantiasa berusaha agar teater saya bukan teater Barat di Timur, tetapi teater Timur yang juga dipahami Barat,” ujar Arifin, tentang konsep teaternya dalam makalahnya yang berjudul Bukan Teater Barat di Timur (1982).

Bagi Arifin, kekinian sangat penting dalam pertunjukannya.  Karena pementasan teater adalah pementasan hidup.  “Setiap kali saya mementaskan lakon, saya harus mampu mendapatkan, menciptakan, menggunakan ungkapan-ungkapan yang hidup, ungkapan-ungkapan yang merefleksikan tempat dan waktu di mana saya hidup. Sebab penonton yang menghadapi saya adalah penonton yang hidup, penonton yang kini,” jelas Arifin.

Pementasan Ozone Atawa Orkes Madun misalnya, berangkat dari kepeduliannya terhadap lingkungan, yang ia akui muncul ketika bekerja di Kawasan Industri Pulogadung.  “Kita kan baru sekarang mikirin ozon, tapi dia sudah lama memikirkannya. Diolah sendiri, dia pikir sudah matang, lalu dikeluarin,” ujar Jajang.

Jajang C.Noer, istri Arifin yang juga anggota Teater Ketjil, menceritakan bahwa  semua karya Arifin selalu merupakan hasil endapan bertahun-tahun.  “Tidak dibikin-bikin. Itu sudah ada di kepalanya. Seringkali mengendap lama bertahun-tahun, lalu keluar dengan sendirinya dari pikiran dan hatinya,” tutur Jajang.

Kapai-Kapai misalnya – yang mendapat banyak perhatian internasional, dengan dipentaskan di Australia, Belgia, Malaysia, Jepang, New York,  dan Swedia – ditulis Arifin hanya dalam beberapa hari.

“Karena sudah ada di kepalanya, jadi tidak dikarang-karang,” ujar Jajang.  Itu sebabnya, bila ada pesanan skenario yang tuntutan ceritanya tak ada dalam gagasannya, dengan tegas Arifin menolaknya.  Tapi kalau gagasannya pas, sekalipun sulit, dia akan menyelesaikannya dengan sungguh-sungguh.

Teater Ketjil pula yang mempertemukan Arifin dengan Jajang Pamuntjak, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial-Politik UI  yang tertarik menjadi anggota Teater Ketjil. “Mas Arifin adalah orang yang baik, pandai, dan bertanggung jawab,”  komentar Jajang, putri tunggal mantan Duta Besar RI pertama di Prancis dan Filipina, Nazir Datuk Pamuntjak.

Arifin kemudian menikahi Jajang, setelah bercerai dari istri pertamanya, Nurul Aini. “Belum pernah saya ketemu orang yang kayak dia, yang otaknya pintar – penuh dengan ide, penuh dengan wawasan bagus dan luas, serta hati yang baik dan tulus,” ujar Jajang.

Jajang mengakui bahwa  lingkungan keluarganya berbeda jauh dengan Arifin. “Tapi Mas Arifin bisa masuk ke lingkungan saya. Dia tidak segan-segan belajar. Sampai ibu saya, yang lingkungannya kalangan diplomat, bisa menyebut Mas Arifin “a gentleman”. Jadi Mas Arifin itu belajar,” ujar kelahiran Paris (Prancis), 28 Juni 1952 ini, menguraikan ketertarikannya kepada pria yang usianya lebih tua 11 tahun itu.

Akhirnya Film

Semula Arifin tak tertarik sama sekali pada dunia film. “Saya adalah pecinta film, tapi tidak banyak menonton film Indonesia,”  ungkap Arifin. Cita-citanya sejak kecil juga hanya ingin menjadi pengarang, penyair, dan sutradara teater.   Maka ketika diajak masuk ke film, ia ragu.

Memang sejak 1971, Arifin sudah bersentuhan dengan film. Namun, itu sebatas penulisan skenario. Dimulai dengan skenario Pemberang, yang kemudian difilmkan oleh Hasmanan dan berhasil mendapatkan piala The Golden Harvest dalam Festival Film Asia 1972 untuk kategori The Best Dialog.

Sejak itu, Arifin, yang kemudian mendapat kesempatan mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, AS, mengisi tahun 1972 dengan banyak menulis skenario. Antara lain Rio Anakku (1973) dan Melawan Badai (skenario terbaik FFI 1974).

Namun, akhirnya Arifin menyadari bahwa film adalah salah satu bentuk kesenian yang paling representatif pada abad baru. Di film, terdapat pertemuan antara kebudayaan dan alam, antara teknologi dan visual. Pada 1977 ia menerima tawaran Gramedia Film untuk menggarap Suci Sang Primadona – yang skenarionya ditulis Arifin hanya dalam empat hari. Sebetulnya Arifin tertarik menggarap riwayat  hidup Kasdut, bandit besar yang kemudian dihukum mati, tetapi batal lantaran banyak mendapat elepon gelap.

Rupanya ia mengisi rentang antara 1972-1977 dengan diam-diam belajar film. Antara lain mengajukan diri menjadi asisten DA Peransi menggarap film dokumenter dan semi dokumenter. Ia juga belajar dari Wim Umboh dengan membantu penggarapan film Kugapai Cintamu dan Sesuatu Yang Indah.

“Saya orangnya tidak mau tanggung-tanggung. Kalau mau terjun ke film, harus habis-habisan dan tak kepalang tanggung. Untuk itu, saya harus mempersiapkan diri baik fisik, mental, dan teknis. Saya juga harus mengubah seluruh gaya hidup saya. Sejarah hidup saya pun akan berubah kalau saya akan terlibat di dalam film,” kilah Arifin, dalam sebuah wawancara.

Pada saat pembuatan Kugapai Cintamu itulah pertama kali Arifin bersentuhan dengan kamera. Itupun lantaran Wim mengajaknya melihat sebuah adegan melalui kamera. “Bung Wim rupanya tidak sadar bahwa ketika pertama kali saya mengintip kamera, adalah pertama kali saya mengintip lubang kamera,” ujar Arifin.

Suci Sang Primadona adalah film garapan pertama Arifin, yang sekaligus mengangkat nama Joice Erna yang memenangi FFI 1978 sebagai aktris terbaik.  Arifin menyebut film ini sebagai yang paling memuaskannya.  “Mungkin karena yang pertama dan penuh kenangan. Ketika membuat film itu, saya seperti bocah yang sedang bermain-main,” kilah Arifin.

Setelah Suci Sang Primadona, sederet judul film ia garap.  Yaitu Petualang-Petualang, Harmonikaku, Yuyun Pasien Rumah Sakit Jiwa, Serangan Fajar, Pengkhianatan G30S, Matahari-Matahari, Jakarta 1966, Taksi, dan Bibir Mer.

Di antara judul-judul itu yang menyedot perhatian adalah Serangan Fadjar yang memenangi FFI 1982 dan mendapat penghargaan dari London Film Festival 1983, Pengkhianatan G30S yang masa putarnya empat jam lebih dan pada era Orde Baru menjadi tontonan wajib setiap akhir bulan September. Film Taksi, yang diangkat dari cerita bersambung karya Eddy Suhendro, berhasil merajai FFI 1990 dengan enam piala Citra dan Festival Film Pyongyang Arifin memilih Arifin sebagai sutradara terbaik. Sementara Bibir Mer (FFI 1992), dalam peredarannya berhasil menyedot lebih dari 200 ribu penonton.

Namun, bukan berarti Arifin meninggalkan teater. “Saya tidak bisa memberatkan satu sama lain. Pada waktu saya berangkat berkesenian, saya menulis puisi, menyutradarai, menulis sandiwara dan akting sekaligus. Baru kemudian saya bikin film. Saya kira setiap mendapatkan ide, saya harus memahami betul apakah inspirasi itu puisi, teater, atau film. Saya percaya setiap ide akan mengejar bentuknya sendiri,” ujar Arifin.

Bukan Perempuan Biasa

Saat meninggal, Arifin mewariskan dua skenario, di dalam lemari besi tempat  penyimpanan naskah-naskah Arifin. Yaitu Malin, yang menurut rencana difilmkan oleh pengusaha Soedwikatmono (alm), sudah pula casting dengan bintang Dede Jusuf dan Merriem Bellina, tapi ternyata batal.

Sedangkan  Bukan Perempuan Biasa, belum selesai. Pada 1997 Jajang menyutradarai sinetron tersebut, Jajang sebagai kenangannya kepada Arifin. Jajang menyerahkan kelanjutan naskah itu kepada Arswendo Atmowiloto.

Arifin pernah bercerita bahwa tokoh-tokoh perempuan di filmnya, tidak seperti digambarkan orang lain. “Perempuan-perempuan dalam film saya adalah perempuan yang tangguh dan perkasa. Perempuan yang tidak gampang dihina, dan saya tidak mau menghina perempuan. Bukan saja karena saya mencintai ibu saya sedemikian rupa, tapi saya juga berpendapat bahwa Ibu adalah induk dari induk kebudayaan,” ujar Arifin, yang sangat mencintai ibunya, Aisah, yang meninggal di pelukannya pada tahun 1964, dalam usia belum 40 tahun.

Jajang mengaku  sangat kagum kepada suaminya yang sangat mengagungkan perempuan.  “Mas Arifin itu berdiri lho ketika ada teman saya, yang seumur saya – berarti kan 11 tahun di bawah dia. Padahal, ketika itu, saya masih usia 30-an dan teman saya juga bukan siapa-siapa, sedangkan Mas Arifin sudah seseorang. Jarang kan laki-laki seperti itu. Masih banyak di sekitar saya yang tidak menghormati perempuan,”  ujar Jajang.  “Analisa saya, laki-laki  yang menghormati dan menghargai ibunya sebagai seorang individu, pasti menghargai perempuan,” kata Jajang.

Kekaguman itulah yang membuat Jajang ingin sekali mewujudkan naskah itu.  “Saya mengikuti gaya Mas Arifin menyutradarai, tetapi saya nggak punya feel-nya. Saya tahu menyutradarai orang, tapi nggak berkesan. Karya-karya Mas Arifin, selalu ada yang bisa kita bawa pulang. Itu nggak bisa dipelajari,” ujar Jajang, yang sudah menyutradarai 12 film televisi dan 2 serial televisi.

Padahal dalam menyutradarai – teater maupun film – Arifin tidak pernah mendikte. Dia mengharapkan masing-masing pemain menangkap persepsi, bila persepsi salah baru diluruskan.  “Karena itu kami di Teater Ketjil masih punya gaya sendiri-sendiri,” ujar Jajang.

Kelebihan Arifin yang lain, kata Jajang, selalu melakukan segala hal dengan benar dan saksama. “Dia hapal, kalau asbak atau ikat pinggang yang dipakai sebagai properti, yang itu-itu juga,” ujar Jajang.  Pernah pula seorang pemain mengenakan cincin yang berbeda. Kendati di dalam catatan Jajang tidak salah, setelah dicocokkan dengan foto Polaroid memang berbeda.

Nah, di sinilah biasanya Arifin lalu marah. Semakin dekat  dia dengan seseorang, semakin mudah dia marahi.  Maka yang menjadi tumpahan kemarahan adalah Jajang, Embi, Rasyid dan beberapa lagi. “Jangan ngomong soal KKN. Bagi Arifin, biar adiknya, akan dia maki kalau salah,” ujar Rasyid. 

“Buat dia, orang bodoh dan orang malas, nggak boleh terjadi. Padahal kadang-kadang kita nggak sekepala dengan dia kan? Dan kata-katanya suka nyakitin, seperti ‘Pakai otak, dong’,” tutur Jajang. Karena itu, tutur Jajang,  waktu Arifin dan Jajang menunaikan ibadah haji pada 1988, “Ada seorang kawan bertanya, ‘ Di sana ada yang memaki-maki Mas Arifin nggak,   karena Mas Arifin suka memaki-maki kita?’ Saya bilang, nggak ada. Berarti maki-maki itu benar karena kita alpa.”

“Rasyid, saya sakit”

Sampai dengan bulan Januari 1995, Arifin C.Noer masih asyik mengetik skenario Bukan Perempuan Biasa.  Menurut Jajang, Arifin biasa bekerja pagi hari seusai shalat Subuh kemudian bisa dilanjutkan setelah sarapan roti dengan cokelat dan ngobrol dengan Jajang tentang berbagai topik  di koran – kecuali tentang ekonomi dan olahraga.

Arifin dikenal sebagai orang yang dislipin dan bekerja dengan program. “Kalau dia punya deadline, akan ditepati, tetapi kalau sedang nulis terus nggak punya ide, ya sudah dia diam. Jadi kalaupun deadline terlanggar,  karena memang nggak dapat ide. Pokoknya tidak ada yang dibuat-buat,”  tutur Jajang.

Dalam bekerja, Arifin selalu minta ditemani oleh Jajang. Makanya saya  selalu bilang, saya sama dia harus 26 jam. Shooting  saya mesti ikut,  karena itu saya memberi pekerjaan kepada diri sendiri sebagai pencatat adegan, daripada duduk-duduk kayak orang tolol. Kalau dia mengarang, entah di rumah, hotel, atau di luar kota, saya mesti ada di situ.

“Tadinya saya pikir dia ingin dekat-dekat saya saja, tapi ternyata kalau saya kasih masukan, dia pikir juga. Tapi kalau masukan saya dia anggap nggak masuk akal, dia jalan terus,” ujar Jajang, yang juga menemani menonton berita  dan  Cosby Show di televisi, menyewa laser disc pada akhir pekan, atau sekali sebulan mencari restoran baru untuk makan bersama anak-anak.

Sesekali Arifin pergi sendiri dengan taksi – tanpa melupakan topinya agar tidak dikenali – mengunjungi sahabat-sahabatnya seperti Amak Baljun (alm) dan dr.Amoroso Katamsi. Atau curhat seharian di rumah Rasyid Karim sambil makan kue apem kesukaannya.

Ia tak pernah mengeluh soal kesehatan. Meski pernah terserang jantung pada 1980, Arifin masih selalu segar. Hobi makan daging kambing tak ia tinggalkan. Hanya merokok yang hentikan. Namun, ketika penulisan Bukan Perempuan Biasa baru sampai episode 7 – dari rencana 10 episode – Arifin mengeluh lemas dan mudah mengantuk. Karena itu semula keluarga menganggap keluhan itu muncul lantaran jenuh dengan pekerjaan. Ternyata, menurut dokter, Arifin menderita kanker hati. Keluarga kemudian membawa Arifin untuk berobat ke Singapura.

“Sebelum berangkat, saya ditelepon untuk datang. Ketika saya ketemu, Mas Arifin bilang, ‘Rasyid, saya ini sakit, tapi tolong jangan kasih tahu siapa pun’,”  tutur Rasyid, sambil terisak.  “Sampai di Singapura, sehari sebelum operasi dia telepon saya. Setelah siuman sehabis operasi, dia telepon saya, menangis,” kenang Rasyid tentang Arifin C.Noer yang menjadi wali nikahnya pada 1991.

Ketika Arifin harus masuk rumah sakit lagi di RS Medistra, “Saya ditelepon pukul 2 malam, saya langsung ke sana. Sudah banyak orang waktu itu. Saya berbisik di telinganya, ‘Mas Arifin, ini Rasyid’. Dia senyum saja nggak bicara apa-apa. Karena nggak tahan, saya keluar kamar. Ketika  saya masuk lagi, dia sudah meninggal.”

Bulan Mei tahun ini, tepat 16 tahun kepergian Arifin. Nita Nazyra C.Noer, anak pertama Arifin dari Jajang yang lulusan IKJ, telah mulai menyutradarai film dokumenter.  Sementara terdengar berita duka cita, bahwa putri kedua Arifin dari Nurul Aini, Veda Amritha, belum lama ini menyusul ayahnya ke alam baka. Turut berduka cita. []

Ditulis oleh: Rita Sri Hastuti
*Tulisan ini pernah dimuat di majalah Moviegoers edisi perdana/Februari 2011

27 Apr 2011

Malam Ini Ngopi Bersama Kipli

What? Kipli di Rembang? Ngapain?

itu pertanyaan pertama ketika dapet sms dari Kipli. Ya, namanya Kipli, bukan KPLI (komunitas pecinta linux indonesia). Ini benar-benar Kipli.

"Pokoknya aku akan lama di sini, ntar aku ceritain," katanya ketika kutanya dalam rangka apa. Dan malam ini akhirnya kami bertemu. Saya ajak "ngopi lelet" khas Rembang, dan ia cepat mahir betul caranya "nglelet".

Kipli, adalah teman saya di Kelompok Bandul Nusantara. Kenapa saya menulisnya tentu ada maksudnya. (bersambung)

17 Apr 2011

menontonmu mati

Jadi berkali-kali orang kasih caci kasih maki, cuma lantaran perkara tipi.
8 jam sejak pagi saya memang duduk rapi di depan tipi. lengkap dengan dua piring mendoan tepung kentaki.
setiap yang wira wiri slalu tanya, lagi ngapa si?
terang saya jawab, nonton tipi.
kok tipinya mati? tanyanya lagi.
saya jawab lagi, saya kan bilang nonton tipi, bukan nonton acara tipi! bisa bedakan nggak si?!!
ambil nafas lalu mereka pergi.


10 Apr 2011

Apakah masih boleh aku memanggilmu cinta?

Catatan ini sekaligus hendak memberitahukan kepadamu bahwa aku masih hidup di sebuah tepian senja yang selalu sendu seperti biasa kau tahu itu. Selalu di sebuah pijakan usiamu dari waktu ke waktu. Dan ini tepat kedua puluh kalinya kau berpijak. Dua kali jumlah angka yang sama-sama kita suka.

Apakah masih boleh aku memanggilmu cinta? Begitu pertanyaanku setiap waktu kepadamu. Lalu segera sebelum kau jawab, aku akan lebih dulu menjawabkan jawabanku untukmu, “Tidak!”.
Ya, aku memang selalu tahu atau lebih tepatnya untuk memaksa tahu apa yang melingkar di otakmu itu. Sebab tentu sudah terlalu lama memang otak kita menyatu disamping nafas-nafas kita yang sering terlebih dulu menyatu.
Dan kau tentu akan sangat setuju kalau kau tak lagi mau dipanggil cinta bukan? Katakan saja iya atau kekasihmu itu akan melemparmu ke ujung penantian dan pencarian lagi. Kau dan kehidupanmu sekarang tentu menjadi bukti akurat bahwa jarak kita jauh dari kata lekat. Bahkan semenjak kau memutuskan untuk hengkang dari rumahku di jeraring pertemanan yang labil itu, aku terlanjur mengimaninya menjadi semacam genderang perang.

Tapi bukankah ada baiknya kita mengingat-ingat beberapa peristiwa lucu saat usia kita masih begitu unyu-unyu. Sewaktu kau dan aku selalu mencuri waktu dari guru dan bergegas sembunyi dibalik pintu. Di situ kita saling menceritakan tentang teman kita yang lupa memakai celana, atau teman kita yang lain yang sering kehilangan celana.

Sampai pada suatu ketika aku bilang padamu dengan kalimat yang paling standar sedunia, “Aku yakin kau akan mendapatkan yang lebih baik daripada aku.”
Lalu kau selalu menjawab dengan kalimat yang tak kalah wagu, “Emang ada yang lebih baik?” sambil mendekapkan erat tanganku ke tanganmu.
Maka aku akan menjawab lagi seperti ini, “Emm, yang lebih baik... yang lebih baik... kalau yang lebih mahal banyak!”
Begitu candaku yang selalu wagu, tapi tawa kita pun akan tetap tergelak, memecah rintikan hujan yang kabur dari awan.

Namun percayalah, meski kini kita telah nafas-nafas kita telah menjadi persenyawaan yang lain, kau dan begitu juga aku akan tetap menjadi masa lalu yang paling wagu sekaligus indah. Hehehe

So, jaga nafas kita masing-masing. Cintailah itu meski kau merasa tak ada yang paling wagu daripada aku.

10 April 2011





5 Apr 2011

Kau tak akan sempat untuk cengeng saat kau sendirian!

Saya akan bertanya beberapa hal sebelum akhirnya saya akan mengatakan (sekaligus menyatakan) bahwa rasa cengeng seseorang itu muncul ketika ada seseorang yang lainnya.

Kau tak akan pernah sempat berpikir untuk cengeng kecuali kau memilih untuk mati ketika di sebuah jalan tengah hutan, misal saja jalur alternatif Kedungombo yang jalannya pecah-pecah dan licin, kau terjatuh dari motormu, terseret kurang lebih 5 meter dari motor dengan keadaan (yang dipaksa untuk) 100% sadar.

Jarak antara tempat itu ke rumahmu kurang lebih 60km dan jarak ke tempat tujuanmu adalah 120 km. Masihkah kau akan menelpon keluargamu dan meminta mereka atau salah satu darinya untuk mendatangimu sementara kau ingin menikmati rasa syok yang indah ini?

Sambil menikmati rasa syokmu, mungkin kau akan berharap segera ada kendaraan atau setidaknya orang yang lewat menolongmu.

Satu menit lewat.

Dua menit lewat.

Lima menit lewat. Hey! Kau harus segera sadar bahwa kau tak punya waktu banyak untuk menikmati rasa syokmu ketika kau dapati tubuhmu penuh rasa nyeri dan aliran darah. Jempol kaki kiri yang ditinggal sepatu melambai-lambai dari kaos kaki yang tiba-tiba bolong dan darahnya hendak berkata, "Hey, bangun Guys, kau terluka!" Lalu apa kabar dengan kedua siku, kedua lutut yang tampak jelas nongol dari celana panjangmu yang juga tiba-tiba robek dari bawah lutut hingga hampir pangkal paha. Masihkah kau akan berpikir untuk cengeng, dan mengharap belas kasihan orang lain?

Ok, kemudian kau putuskan untuk berdiri dan mulai mengabaikan harapan orang lewat. Kau mencari sepatumu, barangkali mental hingga semak hutan. Tak ada. Dan tak boleh menyesalinya. Dan maka kau pun akan menuju motormu yang terkapar di sana. Kaki kiri masih terseret, karena mungkin jempol kaki mulai merengek-rengek minta diobati.

Kau berdirikan sendiri motormu lalu menuntunnya ke pinggir. Kau elus-elus mika lampu depan yang hancur, dua kaca spion yang patah total dan tiba-tiba kau ingat ini akan menjadi ke-empat kalinya kau mengganti kaca spion. Shit! ... antara mengumpat dan taubat. Dan kini kau mulai sadar, cengeng sudah tak perlu.

Sedang asyik meraba motormu, datang dua orang dari arah berlawanan. Berhenti tepat di depan.
"Jatuh sendiri apa ditabrak?"
"Sendiri," 
"Gimana, butuh bantuan?"
"Baik-baik saja kok, ndak apa-apa," katamu sambil sengaja melirik siku kirimu yang menonjol lantaran jaketmu juga bolong. Dan sejujurnya kau sedang berharap orang-orang itu akan menolongmu setidak-tidaknya membawamu keluar dari hutan itu.
"Ok, jalan pelan-pelan ya? Sudah banyak korban. Di depan ada warung, barangkali jual betadine," 
"Iya, makasih ya?" katamu diikuti senyum palsumu.
Kemudian kau ambill pecahan kaca spion, kau lihat wajahmu di situ, dan dalam hati berteriak,
"Hellloooooooo!!!! kau terlalu cool men! Sok keren banget sih Loe?? Ente itu kesakitan!!! Goblok banget pake basa-basi!! Seharusnya kau bilang kau kesakitan!! Sialan!!"

Tapi sudah terlambat. Kau akan mati jika kau tak berhenti menyesali kebodohanmu. Darah terus melambai-lambai. Nyeri semakin menghantam. Dan sekali lagi apa kau akan memilih jadi cengeng?

Kaos kaki cukup membantu menghentikan darahmu. Dan sekarang kau harus cari Puskesmas. Rumah sakit jelas jauh berada di kota. Ok, berani terima tantangannya? Kau harus menempuh kurang lebih 3 Km meter untuk keluar dari hutan dan selanjutnya mencari Puskesmas dengan motormu yang tak bisa berjalan sempurna itu sembari menikmati rasa perih di antara darah yang terus menetes, melewati jalan pecah dan berlubang,  atau sekali lagi kau akan mati konyol kehabisan darah. Shit! .. antara mengumpat dan bertaubat.

Finally, kau temukan puskesmas itu. Kau bisa bernafas sejenak. Tapi kau harus berjuang untuk mencari sendirian ruang UGD yang sangat tidak strategis tempatnya. Ingat Bro, ini Puskesmas terpencil. Dan... What??? tidak ada petugas di sana? ruang itu kosong. Lagi-lagi kau sendiri yang harus mencari petugasnya.
Ingat, ini bukan tempat untuk cengeng!

Ok, anggap saja kau sudah ditolong. Perban melekat erat. Rasa perih perlahan surut. Kau bisa sms pacarmu, kasih tahu kalau kau sedang baik-baik saja, katakan padanya bahwa dia tak perlu kaget dan cemas, dan kau jatuh dari motor dengan sangat indah dan mengagumkan kerennya. Dan jangan lupa sertakan emoticon senyum riang yang padahal senyum perih dalam arti sebenarnya. Dan jangan lupa kabari keluargamu, eits, tunggu dulu,  jangan kau kabari bahwa kau kecelakaan. Itu akan mengacaukan perasaan dan pikiran mereka. Katakan saja kau sedang dalam keadaan baik-baik saja dan sedang mampir istirahat di suatu tempat. Kenapa? Masih mau cengeng?

Hai, Guys! Ada kabar buruk. Kau baru teringat bahwa hari ini kau harus menyerahkan berkas pekerjaanmu ke atasan atau kau akan dipecat. Bukan soal nurani atau apa. Atasan di kantormu sih pasti bisa memahami, tapi atasan di kantor pusat apa pernah bisa menerima segala bentuk alasan? Alasan hanya tinggal alasan. Dan lagi-lagi kau tak akan sempat untuk cengeng!

Ok, tantangan berikutnya adalah kau harus sampai kantormu sebelum jam tertentu. Anggap saja waktumu tinggal 2 Jam. Itu adalah waktu yang bisa saja kau tempuh dengan sangat mudah jika kau dalam keadaan sehat, 80km/jam dipotong macet dan lampu merah. Lha sekarang kan kamu sedang sakit to ngger?? Terima tantangan atau kau akan kembali pulang ke pelukan ibumu dan tak pernah kembali lagi ke kantor itu untuk selama-lamanya. Ingat, selama-lamanya!

Hahahahaha, rupanya kau nekat memacu motormu setelah kau mampir bengkel, membenahi ala kadarnya dulu karena kau dikejar waktu. Perban kini melambai-lambai, siku sulit ditekuk maka luka tak sempat dibelai. Debu polusi mengancam lukamu yang bisa saja terinfeksi. Celana robek kau anggap sebagi hal yang seksi. Oh Shit, dan terus mengumpat sambil bertaubat.. Astagfirullah......

Selamat Guys, kau selesaikan tantangan itu. Kini kau bisa tidur nyenyak di kost yang berjarak kurang lebih 183km dari rumahmu, dari pacarmu. Kau akan melakukan apapun sendirian selama seminggu. Sayangilah lukamu sebab tak mungkin ada yang akan memperhatikanmu. Hahahahah. Dan yakinlah sikap cengeng tak akan mendatangkan secara tiba-tiba pintu ajaib doraemon hingga kau dengan mudah dapat berhambur ke pelukan keluarga dan pacarmu. 

Rembang, 5 April 2010










10 Mar 2011

DICARI AKTOR & AKTRIS UNTUK FILM “UNTITLED” sutradara Natalie Spence (Australia) | Setting di SOLO



Film Untitled akan mengambil setting di kota Solo, rencana produksi Juli 2011

JOKO
Karakter utama film. Secara fisik sempurna.
Persyaratan yang dibutuhkan:
 • Tinggi badan lebih dari 170cm
 • Bisa Berbahasa Inggris
 • Berkulit bersih
 • Body ideal sedikit berotot
 • Mirip Tora Sudiro atau Nicholas Saputra
 • Usia antara 20 - 30 tahun
 • Gigi bagus dan rapih
 • Tidak botak

Secara keseluruhan Joko merupakan orang yang bahagia. Dia memiliki impian untuk menjadi prajurit pasukan khusus dengan Kopassus. Namun terbentur dengan tugasnya sebagai seorang anak untuk merawat ibunya. Joko tidak marah tentang hal ini. Ia mencoba menerima hidupnya apa adanya.
Teman dekatnya ialah Iwan dan Ariwan. Joko tidak menghakimi mereka, tapi mendukung dan mendorong mereka untuk mengejar impian mereka.
Joko kuat, setia dan dapat diandalkan. Tapi jauh di lubuk hati terdalam ia menyimpan tekanan emosi yang ia sembunyikan dengan sangat baik. Ia telah jatuh cinta dengan seorang wanita asing dari Australia. Wanita yang telah menikah dan lebih tua usianya, tetapi terlalu sopan untuk melakukan atau mengungkapkan isi hatinya.
Ada 2 scene ciuman antara Joko dan wanita dari Australia.

ARIWAN (IWAN)
 Persyaratan:
 • Berkulit bersih
 • Terlihat Oke kalo pake jeans atau stelan jas
 • Wajahnya ekspresif
 • Usia 20 - 30 tahun
 • Tidak botak
Ari merupakan salah satu sahabat Joko. Ari pemalu, namun memiliki selera humor bagus. Ia cerdas dan kecintaannya hanya selalu pada komputer. Sampai ia jatuh cinta dengan seorang gadis yang bekerja di sebuah cafe internet. Ia terkejut oleh emosinya dan tidak tahu harus berbuat apa.

Ekawati (EKA)
Persyaratan:
 • Berkulit bersih
 • Rambut panjang alami
 • Tidak pake contact lense berwarna
 • Tidak ada tato terlihat atau tindikan (selain telinga)
 • Wajahnya sangat natural
 • Usia 20 - 30 tahun

Eka adalah orang yang sangat alami, masuk akal meskipun dia juga terkejut menemukan dia tertarik pada Ari si komputer nerd. Dia juga sedikit pemalu, Eka berharap jika Ari menyukainya, Ari akan membuat langkah pertama untuk mendekatinya. Eka juga sangat cerdas dan berkemauan keras.
 RUNIK
Teman baik Eka. Runik orangnya ceplas-ceplos, menyenangkan, setia kawan.

RUDY ROCK
• Usia sekitar 40 - 45 tahun
• Kumis dan jenggot dicukur rapih
• Tidak botak
• Perut sedikit buncit

Rudy adalah bintang rock yang sudah mulai tua. Ia dulu sangat terkenal, namun gaya hidup berlebihan telah berpengaruh terhadap kemampuannya untuk menghasilkan musik yang bagus. Rudy masih terkenal dan disukai, namun hanya mereka yang dekat dengannya (istrinya, kepala pelayan dan pembantu) benar-benar mengetahui sejauh mana masalahnya.
Selama bertahun-tahun ia telah menjadi seorang pecandu alkohol dan hampir selalu mabuk. Ia juga memiliki masalah klasik, istrinya (yang adalah mantan model) selalu menghinanya. Istrinya membenci Rudi, tetapi tidak tahu bagaimana meninggalkan Rudy karena Rudy adalah cinta dalam hidupnya.
Rudy tampil dalam sebuah adegan pendek dengan Iwan (karakter yang ingin menjadi seperti Rudy, tetapi buta terhadap ketidaksempurnaannya). Rudy masih menawan dan memiliki kepolosan anak kecil. Meskipun masa keemasannya sudah berlalu jauh di belakangnya.
Rudy akan mengenakan singlet kotor, celana pendek dan gaun.

IBU JOKO
Ibu Joko berusia 50 - 60 tahun dan tinggal bersama Joko.
Ibu Joko adalah orang yang sangat mandiri dan membenci dirinya sendiri karena menghentikan anaknya meraih mimpi-mimpinya. Dia berbesar hati, namun memiliki kesulitan mengekspresikan ini dan selalu menjaga emosinya. Ibu Joko sebenarnya sakit, tetapi tidak ingin memberitahu siapa pun mengenai masalah kesehatannya. Karena ia tidak berniat untuk tetap hidup. Dia selalu memberitahu Joko bahwa ketika dia meninggal, dia akan hidup kembali. Sulit untuk tidak menyayangi perempuan sekuat dia.

Butler
Usia 40 – 50 tahun, perawakannya ramping.
Ini adalah kepala pelayan Rudy Rock, Rudy tak terkendali, bintang rock alkoholic, tapi sangat menarik. Kepala pelayan itu telah mengetahui segalanya tentang Rudy, tapi tetap setia melayani dan melindunginya. Sifatnya diluar tampak kasar dan selalu sarkastis, tapi di dalam hatinya sangat pengasih.


Pembantu
Usia 50 – 60 tahun, agak gemuk.
Ini adalah pembantu Rudy. Dia juga bekerja untuk Rudy dalam waktu yang lama dan menghabiskan sebagian besar waktunya membersihkan piring dan gelas yang istri Rudy lempar ke arahnya.

GRUPIES
Dibutuhkan sekitar 20 wanita. Umur mulai dari 16-60 tahun untuk menjadi penggemar Iwan. Mereka mencintai Iwan dan perilaku mereka sedikit tak terkontrol. Harus bersedia untuk menjerit histeris dan norak. Bisa mengikuti koreografi adegan dalam scipt.


Bagi yang berminat terlibat untuk menjadi salah satu cast di atas silakan mengirimkan email berisi biodata singkat, foto terbaru dan nomor kontak yang bisa dihubungi ke spencenat@hotmail.com kami tunggu secepatnya.

Terima Kasih.

SINOPSIS FILM UNTITLED

Untitled bercerita tentang tiga teman baik, IWAN, ARIWAN (ARI) dan JOKO, serta harapan dan impian mereka di masa depan. Plot film ini terbagi dalam dua periode waktu, 2011 dan 2016.

Iwan orang yang supel, narsis, tapi sangat menyenangkan. Ia memendam hasrat mendalam untuk menjadi seperti Rudy Rock bintang rock favoritnya. Lain lagi dengan Ari yang berkarakter tenang, penggila komputer  yang secara terkejut menyadari bahwa ia telah jatuh cinta dengan seorang gadis, seorang manusia bukannya perangkat lunak komputer baru. Sedang Joko merupakan teman mereka yang setia, tidak pernah menghakimi Iwan dan Ari selalu mendukung keduanya.

Joko selalu bermimpi menjadi seorang prajurit pasukan khusus, namun ia harus merawat ibunya yang sakit. Ia percaya sudah menjadi tugasnya sebagai seorang anak. Hingga Joko menderita kehilangan yang tragis saat kehilangan kesempatannya untuk bisa bersama dengan seorang perawat Australia, Katie OLIVER (Oli).

Selam 5 tahun Iwan, Ari dan Joko menjalani kehidupan yang mereka percaya sebagai kehidupan yang mereka inginkan. Iwan menjadi seorang penyanyi terkenal yang digemari banyak perempuan, Ari memiliki bisnis IT yang sangat sukses di Yogyakarta, dan Joko adalah seorang perwira militer yang cemerlang, mendapatkan posisi yang dihormati di KOPASSUS. Namun satu malam, serangkaian peristiwa acak membuat ketiga tokoh ini melihat diri mereka kembali. Sementara Iwan dan Ari bisa berdamai dengan perubahan mendadak dalam hidup mereka, sedang Joko masih berjuang untuk memahami apa penyebab hidupnya yang berubah berantakan.

Bagaimana Joko secara jantan sebagai seorang pejabat militer Indonesia mencoba memperjuangkan Oli yang sudah kecewa akan Joko. Oli secara misterius menjadi ‘Anjing Hutan’ sebuah agen gerilya brutal rahasia yang bertekad untuk mempertahankan Republik.


9 Mar 2011

Video Hantu "Andai Aku Gayus Tambunan"

Tentu saudara-saudara masih ingat betul lagu Andai Aku Gayus Tambunan yang dipopulerkan oleh Bona Paputungan.

liriknya antara lain adalah berikut ini:
...............
Sebelas Maret
Diriku masuk penjara
Awalku menjalani


Proses masa tahanan
Hidup di penjara
Sangat berat kurasakan
Badanku kurus
Karena beban pikiran
.........................

Nah, ketika sekumpulan pemuda sedang menyanyikan lagu tersebut, tiba-tiba mereka mengalami  keanehan.... silakan lihat sendiri video aneh ini...





8 Mar 2011

THE DUKUN | Teater Nglilir Karanganyar Solo


12 Maret 2011
19.00-Selesai

 Teater Arena Taman Budaya Jateng


 Pentas Produksi ke #8
Teater Nglilir SMA N 1 Karanganyar

"The Dukun"
karya / Sutradara : Dukut Wahyu Nugroho
...
Adaptasi
"Dokter Gadungan" karya "Molliere"
"Dukun-dukunan" karya "Puthut Buchori"


Tempat: Teater Arena Taman Budaya Jateng
Sabtu, 12 Maret 2011
19.00-Selesai
 

tiketnya 5000, 
cp: 085642011365 (topik)
tempat & tiket terbatas,.


SINOPSIS
Sumiyem yang selalu dimarahi, bahkan dipukuli oleh suaminya yang bernama Asdi, akhirnya pun balas dendam.
Suatu hari pembantu dari keluarga Pak Sukoco sedang mencari Orang Sakti untuk menyembuhkan putrinya yang bernama Laras. Dengan niat balas dendam, Sumiyem pun mengatakan bahwa suaminya adalah Orang Sakti kepada pembantu tersebut. Alhasil Asdi mau tidak mau harus menjadi seseorang yang sakti, padahal dia adalah orang yang sangat malas.
Lantas bagaimana Asdi menyembuhkan penyakit aneh yang diderita Laras? Akal apa yang akan digunakan Asdi agar Laras sembuh?

PEMAIN
Muhzazin sebagai Asdi
Devi sebagai Sumiyem
Dopi sebagai Randiman
Bryan sebagai Jumino
Ibnu sebagai Paidi
Taufik sebagai Pak Sukoco
Angga sebagai Bu Sukoco
Ratih sebagai Karti
Upik sebagai Laras
Faisal OS sebagai Panji
Oryza sebagai Dokter
Gusmel Riyadh sebagai Seseorang Tak Jelas
Seluruh Crew Nglilir Sebagai Crew Juga

KABINET PENTAS PRODUKSI #8
Presiden Produksi : Taufik
Sekretaris jendral : Annisa I
Mentri Keuangan : Anggira
Staff : Faisal O.S
Mentri Tata Ruang : Royan
Staff : Lutfhi
Staff : Rizal
Mentri Penerangan : Gholib
Staff : Faisal
Mentri Pendanaan : Niky
Mentri Kesejahteraan : Intan
Mentri Luar Negri : Brian
Staff : Bayu
Mentri Periklanan : Dira
Staff : Fani
Staff : Upik
Mentri Perhubungan : Alwi
Staff : Wahid
Mentri Tata Busana : Ana S
Staff : Ama, Audri
Staff : Arum, Yulis
Tiketing : Nataya,Tifany
Tiketing : Rica, Sari
Seluruh Crew Nglilir

TIM MUSIK
Rythem : Aris
Melodis : Andri
Vokalis : Prawijna
Vokalis : Meta
Bassis : Dana
Perkusi : Iyunk
Ketipung : Mahawang kipli

TIM LAIN
Sutradara : Dukut Wahyu Nugroho
Stage Manager : Riki,Prayuda
Koordinator Lat : Hambali, Dewangga
Penata Cahaya : Damar Tri A
Penata Musik : M. Dolly + Irawan Wijayanto

CREW LAIN
Seluruh Anggota Teater Nglilir





15 Feb 2011

Nek pacarmu selingkuh, opo sing mbok perbuat??

Aku lagi wae nemoni barang aneh neng facebook. Aplikasi lucu sing judule "Nek pacarmu selingkuh, opo sing mbok perbuat??". Aku ora peduli barang iki penting opo ora, sing penting iso marai aku ngakak nggleyer-nggleyer. Awit soko iku, kalimat2 sing kanggoku nggatheli iki perlu tak pahat neng blog sing rak penting iki. hehehe


Nek pacarmu selingkuh, opo sing mbok perbuat??
Kanggo konco-konco sing duwe pacar, seumpanane pacarmu kuwi konangan selingkuh neng ngarep MATAMU, kowe pengin melakukan opo ro pacarmu???

1. Kowe meh tuku buku neng gramedia, eh dumakan neng ngarep pintu weruh pacarmu mlaku bareng ro wong liyo lagi gandengan tangan.
  • Langsung ngrangkul cewek ayu sing lagi mlaku neng sampingmu
  • Pura-pura ra mudeng, mlaku alon mlipir pinggiran
  • Tak parani, pacarku tak geret trus tak bintis2ke tembok gramedia
  • Bali neng parkiran jupuk pedang, bar kui tanpa ba bi bu langsung tak precel2
2. Malem minggu pas ngapel, pacarmu nrimo telpon mesra seko wong liyo
  • Mlebu neng dapur jupuk pisau. Pacarku tak tusuk-tusuk sampe remek
  • Tak rebut hape trus tak banting neng lante sampe remuk sak walang2
  • Aku melu nelpon koncoku cewek nganggo bahasa sing mesra dan bernafsu
  • Jupuk kapas trus tak sumpelke kuping kiwo tengen
3. Kowe lungo bareng ro pacarmu neng mall. Dumadakan kowe lara weteng pengin be'ol. Pas neng njero kamar mandi, krungu suara pacarmu omong2 ro wong liyo. Bareng mbok injen jebule lagi omong mesra ro wong liyo.
  • Tak teruske ngising sampe bar. rak urusan pacarku meh napa
  • Aku nyerok tai sak tangan tak gawa metu. Raine pacarku ro selingkuhane tak raupi tai sampe dower.
  • Pas metu seko wc, mampir sik neng wc wanita nggodani wedokan sing neng kono.
  • Ngisingku bar langsung metu tanpa cewok. Silitku tak koserke raine pacarku.
4. Kowe dolan neng kose pacarmu. Lhadalah kok pacarmu neng njero kamar berdua bermesraan ro wong liyo.
  • Langsung balik kanan. mulih ra urusan.
  • Langsung telpon TTM-mu. Mengko bengi mbok ajak chek in neng Bandungan
  • Pacarku tak geret neng ngarepan, bar kui nganggo silet, alat vitale tak iris-iris trus tak nggoreng nggo cemilan
  • Njupuk watu neng ngarep kos trus tak bandhemke neng ndhiase pacarku.
5.Sesuai rencana, awakmu jemput pacarmu neng omah. Eh jebule wes lungo. Adhine omong nek wes dijemput mantane biyen meh nonton juga

  • Tak susul neng bioskop. Nek wes ketemu tak jaluk tikete trus tak suwek-suwek bar kui tak plotrokke kathoke
  • Jupuk palu sing gedhe trus nyusul neng bioskop. Tak goleki cahe neng wes ketemu, cah loro kui tak palu ndhiase sampe remuk.
  • nelpon mantanku trus tak jak nonton DVD berdua neng omah
  • Balik omah trus turu. Malah seneng ra sido nonton kebetulan lagi bokek
 Hasilku:
Nek pacarmu selingkuh, opo sing mbok perbuat??
idak-idak ndhiase
Emosimu cen ra iso di kendalike. Mesti kowe kakean mangan coro dadine utekmu ra jalan. Ngerti nek kowe lara ati tapi ojo trus ngidak2 ndhas nek perlu bar mbok idak2 trus slulup2ke neng sapitenk.


Yen sampeyan semua kabeh pengen melu nyoba kuis iki deloken neng kene >> KLIK

gambar nyolong soko kene

7 Feb 2011

Video Hot Remaja Karanganyar Berinisial 'HA' Beredar

Sejumlah remaja asal Karanganyar nekat melakukan aksinya di komplek Taman Budaya Jawa Tengah, tepatnya di Wisma Seni TBS. Kejadian ini terjadi pada tanggal 29 Januari 2011 jam 19.30. 
Dan selamat, jika anda kecewa ketika membaca berita ini. Sebab Video Hot yang saya katakan di atas bukanlah seperti yang anda duga sebelumnya semisal Video Remaja SMA Telanjang, Video Gadis Hot, dan sebagainya. Video ini adalah hasil rekaman dari acara Bukan Musik Biasa yang digelar rutin dua bulan sekali oleh pihak Taman Budaya Jawa Tengah.

Dan berikut ini adalah video salah satu penampil yang tak lain adalah Harmoni Amourest, kelompok musik saudara dekat dengan Kelompok Bandul Nusantara asal Karanganyar. Pada kesempatan ini Harmoni Amourest menampilkan 4 repertoar yaitu, Lagu Senja, Goresan TintaNya, Cerita Merpati, dan Lagu Pagi.

Para SaHAbat, bisa menikmati videonya dengan segera. cekibrot...


Lagu Senja



Cerita Merpati


Goresan TintaNya


Lagu Pagi







Sekedar Info:
Forum Bukan Musik Biasa yang akan terselenggara untuk ke XIX kali ini diadakan tgl 29 Januari 2011, pukul: 19.30 WIB di Pendhapa Wisma Seni Taman Budaya Surakarta, akan menampilkan:
1. Teater Tulang SMU 6 Surakarta
2. Samisareng (ISI Solo)
3. Harmoni Amourest (Karanganyar)

Sebagai pembahas: Joo S. Gombloh.


Forum ini bertujuan untuk memvasilitasi geliat dan letupan-letupan kreativitas dari para komponis, terutama bagi generasi muda. Sejak awal dekade di abad ke XXI ini forum atau festival-festival musik yang secara khusus menampung kebebasan kreativ sesungguhnya dapat dikatakan sudah tidak ada sama sekali. Sejarah musik kontemporer Indonesia yang telah dibangun dengan semangat dan militansi tinggi sejak akhir tahun 1970-an nyaris tidak mampu menyam-bung matarantai kegelisahan dan penje-lajahan-penjelajahan kreativ komposisi-torik.
Yang ada kemudian lahir adalah orientasi industrial dan populis. Komponis-komponis seolah berlaku sangat arif, membuat pembelaan dengan mengatasnamakan rakyat -orang banyak- yang katanya belum mampu menerima kehadiran musik “kontemporer” yang sulit dicerna dan seambreg lagi alasan-alasan “menara gading” yang seolah-olah tahu tentang aspirasi dan apresiasi masyarakat tentang musik. Padahal mereka juga sesungguhnya tak pernah memahami aspirasi dan tuntutan masya-rakat dalam arti yang sesungguhnya. Mereka hanya ikut jargon dan teriakan para cukong dan produks dari sistem pendidikan formal dan non formal yang berorientasi pada kompetensi pasar.
Forum ini diharapkan mampu menampung spirit musik yang masih liar dan tak terbatas. Menjadi katalisator kebebasan kreatif dan usaha-usaha untuk menemukan kepribadian. Sebuah wilayah yang tentu amat mahal untuk dapat ditemukan dalam kehidupan sekarang ini.

4 Feb 2011

Apakah Jas Hujan Semahal Blackberry?

“Sory, Bro. Gue telat, tadi hujan.”
“Sory, Bro. Gue gak jadi dateng, soalnya hujan deres.”

Saya pikir alasan demikian tak lagi menjadi keren dan kuat untuk diterima. Kecuali kalau anda hidup di jaman ketika jas hujan, payung (dan segala tetek blenyek pelindung dari hujan lainnya) masih menjadi barang mewah melebihi Blackberry, IPad, dan seterusnya.

Saya masih heran kenapa sampai saat tulisan ini saya posting, masih saja ada alasan ketidakhadiran yang mengambinghitamkan hujan. Alasan ini akan cukup masuk akal ketika anda berkendaraan selain mobil tertutup dan pada saat itu membawa segala barang yang rapuh oleh hujan. Semisal barang elektronik.

“Tapi Gue kan bawa hape, Bro? dan sekarang Hape udah jadi bagian dari tubuh alias kebutuhan pokok!”

Nah, jadi Sampeyan kuat beli hape kan? Lalu apa kabar dengan JAS HUJAN? Dan bukankah Jas Hujan juga telah menjadi kebutuhan pokok? Toh sekarang sudah dipastikan bahwa hujan tidak terjadi sebulan sekali.

Maka kemudian saya mengambil kesimpulan bahwa orang yang masih menjadikan hujan sebagai alasan adalah orang kampungan.

Gambar diambil dari sini

30 Jan 2011

serangkai sajak dua bajingan kecil



1
dua bajingan kecil

dua bajingan kecil kencing di atas lalu lintas yang ramai
menyusun kenangan tentang kemarau dan musim badai
sementara sungaisungai menjulur lewat pintu rumah tanpa jendela
hendak bercerita tentang penginapan, bak mandi, dan wc

sungaisungai menangis di atas wastafel dan kencing beramairamai
dua bajingan kecil mati menelan sepi

2010


2
desember serak

dua bajingan kecil yang kau kata mati itu
tak hendak meliang kubur

yang satu menarikan selerak menghitung umur
menipu cuaca mengamili kalender

yang lain mengencingi desember
bertubi hujan balik menimpuk tulang telanjang mereka

dua bajingan kecil yang kau kata mati itu
adalah kita, yang mulai bosan
bergelanyut di ujung tahun yang kian berjamur

sesekali, berteriaklah hingga serak
sudah sampai mana januari?

2010

3
januari

kita tidak sedang di beranda januari, katamu
kita hanya sedang mewarnai ujung kalender
yang semula kelam kini makin mengabu

kita tidak sedang berpagut, katamu
hanya nafas-nafas yang saling bertaut
memaksa kalender tersenyum kecut

sedang januari menyusun angkaangkanya
untuk jarak kita yang semakin menciut

2011

4
bukan salah januari

tapi awan yang tak pelak hamil mendung
atau kau kah itu yang menghukum januari?
bukankah angkaangka telah kita simpan rapatrapat di ketiak?

ayolah sayang, bukan salah berahi meregang
tapi salah dingin yang enggan padam
memaksa sehari tujuh kali menghujam

2011

5
hai apa kabar kurcaciku yang kuhujankan seminggu lalu dirahimmu?
aku tahu mereka menyusuri bintik belang di mata pelangimu
lalu begitu pelan memanggilmu, ibu

bukan kah kemarin
ketika tujuh kereta terpotong
dan isi penjara mendadak kosong
kau girang minta tolong
jangan menendang dulu, dong

ah, sayang sudahkah kau siapkan seutas nama?


:kelak jangan kau ceritai kurcacikurcaci itu tentang dua bajingan kecil setahun yang lalu

2011


gambar nyolong dari sini

27 Jan 2011

Harmoni Amourest akan perform di "Bukan Musik Biasa"

HA akan perform di "Bukan Musik Biasa" @ Wisma Seni TBS tgl 29 Januari 2011 jam 19.30 (penyaji pertama). 4 reportoar lagu akan HA persembahakan untuk para saHAbat. HA akan berkolaborasi dengan mas Didit Violin (violis Ruang Imaji). Kami tunggu apresiasi para saHAbat...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More