31 Okt 2008

PENGUMUMAN NOMINATOR LOMBA CERPEN VISI CINTA LINGKUNGAN DALAM RANGKA LAUNCHING PERPUSTAKAAN HAMSAD RANGKUTI DI “KAMPUNGKU” IBUKOTA REPUBLIKECARTOON

Setelah melalui proses penilaian oleh Dewan Juri secara cermat, obyektif dan bertanggungjawab, maka Dewan Juri menetapkan 20 (dua puluh) peserta sebagai pemenang/nominator sebagai berikut (sesuai urutan abjad):

Kategori A (Pelajar/Mahasiswa):

1. Andi Dwi Handoko (Bukit Sunyi) – UNS

2. Ariesta Finda F. (Malaikat Pencabut Nyawa Itu Bernama Oli) – SMK N 1 Kra

3. Didik Wahyu K (Surga Sampah) – ISI Surakarta

4. Dwi Retno S. (Hijau Daun) – UNS

5. Gusmel Riyadh (Nok Nuning) – UNS

6. Kurnia San (Pembalak) – UNS

7. Nuryani (Kampung Surga) – SMP Negeri 2 Jatiyoso

8. Nur ‘Ayniy Dewi S (Mbah Marso) – MAN Karanganyar

9. Riri Lunatic (Suatu Siang di Halte Bus) – SMA MTA Surakarta

10. Sri Handayani (Senandung di Kampung) – SMP N 2 Jatiyoso

Kategori B (Umum):

1. Ary Wibowo (Kembang Setaman di Atas Jembatan)

2. Astri (Bu Siti Versus Tanah Kavling)

3. Hastuti (Tak Lagi Sama)

4. Indah Darmastuti (Hujan Pertama)

5. Joko Sumantri (Nuklir dan Cinta)

6. K. Lestari (Satu Beringin di Tepi Sungai)

7. Noval Darma (Surga Yang Hilang)

8. Puitri Hati (Randu Alas)

9. Sekar Pinilih (Cemara)

10. Yudi Agusta (Kardun Si Tukang Sampah)

Dua puluh nominator di atas berhak untuk mengikuti “Workshop Bersama Sang Legenda” yang menghadirkan cerpenis penerima Sea Write HAMSAD RANGKUTI di Griyakula Tawangmangu secara gratis (kecuali uang transport PP ke Griyakula), yang diselenggarakan pada hari Senin tanggal 10 November 2008 (waktu/jam menyusul) sekaligus untuk menerima penghargaan.

Selamat bagi para pemenang dan terimakasih kepada semua yang turut berpartisipasi. Bagi para pemenang tolong untuk konfirmasi bahwa Anda telah menerima pemberitahuan ini dan siap untuk datang di Griyakula Tawangmangu, dengan cara sms ke Pak Jo (081 567 620 865).

Terimakasih.

30 Okt 2008

aku tak jadi lapar

apa yang harus kulakukan?

jika aku hanya bisa pandangi deret awan yang monoton
aku ingin semerdu burung berkicau dan senyaring celah angin yang sempit,
tapi ku membiarkan sayapmu jatuh dan melukai tanah.
masih bisa kah dirimu memberiku ruang demi lembaran waktu
yang kutinggalkan untukmu.
biar tak usah kuberlari
mengejar jam dinding kelaparan waktu ingin bercinta denganku,
tapi aku telah memakannya sebab lapar.
kau tak ingin berkisah untukku tentang sayap-sayapmu dulu.
yang terbentang selebar tangisku.
dan aku tak jadi lapar.


2008

gusmel riyadh

Kini Pertarungan Sunyi

Sudah terlanjur berlumut matahari terik di atas hidung dan matamu yang berlensa minus enam dan sekian.

Bekeringat deras aku dan ingin berlindung beratap hidungmu.

Apa kau tega biarkan matahari senja menukik merapatkan pori membuat cairan lemak turut membakar denyut nadiku.

Ludah getir menunggu kau gulai dengan nafasmu. Dan dinding gerigi ingin kau yang warnai. Aromamu melekat berakhir di mesin cuci setelah senyawa sunyi terulang kembali. Tercatat sebuah pertarungan sunyi bagai sepasang kelopak yang mengeliat ditolak angin Januari.

2008

gusmel riyadh

LELAKI HUJAN DAN GERIMIS III

lebih tepatnya,
hujan telah menjelmakan langkah-langkah atas apa yang disebut sunyi

ia diam-diam menyanyi dalam sajak
dalam tuduhan
dan dalam sunyi

aku kira sunyi itu masih milik hujan!



gusmel riyadh

LELAKI HUJAN DAN GERIMIS II

aku baru sadar ternyata ini malam
kukira hanya hujan
dan senyummu disela rintiknya
yang mengalir membentuk sungai rindu di mimpiku

aku ingin jadi hujan
biar ada senyummu di rintikku

29 Okt 2008

KISANAK TELAH LAHIR

28 Oktober 2008, bertepatan dengan hari SUMPAH PEMUDA Kisanak memplokamirkan diri lahir. Kisanak adalah komunitas yang intens dalam bidang musikalisasi puisi. Semula tidak semua anggota Kisanak menyukai puisi. Namun, setelah mendengar lagu-lagu puisi akhirnya meraka terhanyut dalam keindahan itu.
Awalnya hanyalah memenuhi undangan Divisi Sastra Taman Budaya Jawa Tengah untuk mengisi acara dalam acara Silahturahmi Puitika yang dihadiri oleh penyair dari 20 kota di Indonesia, lantas kemudian mereka berniat serius untuk menggarap puisi menjadi bahasa panggung sebagai sebuah musikalisasi.
Foto di atas diambil sebelum pentas perdana mereka. Dari kiri: Seta (Melodi), Alvian (Gitar Ritm/Vokal), Seto (Bass), Gusmel (Deklamator/Perkusi), Iyunk (Jimbe), Iva (Vokal), Themy (Vokal).
Bagi Kisanak, pikiran adalah puisi, pelaksananya: seni. Maka mereka ingin mengatakan berbagai keindahan, keluhuran, dan kebaikan dengan PUISI.

KAMIAKANLAHIR

pada mulanya kami hanya sejarah. kemudian mejelma sejarah. dan akhirnya kami telah lahir sebagai sejarah..

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More