Sudah terlanjur berlumut matahari terik di atas hidung dan matamu yang berlensa minus enam dan sekian.
Bekeringat deras aku dan ingin berlindung beratap hidungmu.
Apa kau tega biarkan matahari senja menukik merapatkan pori membuat cairan lemak turut membakar denyut nadiku.
Ludah getir menunggu kau gulai dengan nafasmu. Dan dinding gerigi ingin kau yang warnai. Aromamu melekat berakhir di mesin cuci setelah senyawa sunyi terulang kembali. Tercatat sebuah pertarungan sunyi bagai sepasang kelopak yang mengeliat ditolak angin Januari.
2008
gusmel riyadh
1 komentar:
Tak kan ku biarkan semua semu sia sia
Hanya hitam putih ada dalam kertas putih ini
Pertarungan kesunyian akan segera berakhir berganti dengan pertarungan yang mengharu biru penuh syahdu
Percayalah
Trimakasih and salam kenal
Posting Komentar
TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR DI BLOG INI. APA YANG ANDA PIKIRKAN SOAL TULISAN SAYA TADI?