15 Jan 2010

Rudy Febri dan Resolusi Tahun 2010

Kemarin, 11/01, masuk kantor terlambat 10 menit.

"Kok telat mas Gus?" resepsionis menyapa. Tidak seperti biasa, angka waktu di presensi kali ini terpaksa berakhiran 10.

"Iya, kereta pagi ini membosankan."

Saya tidak naik kereta memang. Tapi untuk ke tempat kerja, saya harus melewati perlintasan kereta api yang kadang membuat saya jengkel. Bagaimana tidak? Kadang saya harus membuang waktu sekitar 10 menit untuk sekedar menunggu lokomotif lewat. Tanpa gerbong, hanya lokomotif.

Masuk ruangan seperti tidak ada gairah untuk bekerja, mungkin karena hari Senin. Saya nyalakan komputer, jalankan browser, tekan huruf 'F' di address bar, satu ketukan ke arah bawah, dan enter.

Seperti yang anda ketahui juga, huruf 'F' tadi menjelma sederet alamat http://facebook.com/.
Alangkah hebatnya kekuatan yang ada di belakangnya.

Salah satu notifikasi yang menarik perhatian saya adalah 'Rudy Febri menandai anda dalam catatannya, Keteraturan,Ketidakteraturan, dan Matahari yang tiada........'

Saya buka saja link note tersebut. Ah, orang ini tampaknya terlalu banyak berpikir. Rudy adalah kawan baik saya. Saya mengenal dia sejak dua tahun yang lalu, dalam sebuah proses teater. Sekarang kami membentuk kelompok kesenian bersama kawan-kawan saya yang lain.

Cara berpikir Rudy yang sedikit unik membuat saya tertarik untuk mempelajari pola hidupnya. Di tahun 2010 ini saya mempunyai resolusi untuk menulis tentang kawan-kawan dekat saya. Mungkin, Rudy akan menjadi orang pertama untuk resolusi tersebut.

Catatan Rudy akan saya gunakan untuk menguji diri saya sendiri tentang sejauh mana saya mengenal Rudy. Selanjutnya, segala kebenaran tentang catatan Rudy hanya Rudy dan Tuhan yang tahu.

Baiklah, akan saya mulai saja. Inilah isi note tersebut.

Angin. Basah. Kaca jendela memburam. Lokomotif mendesah resah. Kucing hitam merayap mendekati kran air berkarat. Shiro menyalak kencang. Bayangan ular hijau daun menyelinap dalam gambaran ruang mata.

Rudy tinggal di sebuah rumah kost yang sangat dekat dengan jalur kereta api. Anjing kecil yang bernama Shiro itu milik kawan kost Rudy. Shiro kadang menderita personifikasi yang dilakukan oleh warga kost tersebut. Seperti anjing yang dulu bernama Shinta, akhirnya Shiro pun kadang menjadi teman ngobrol mereka.

"deloken Pakmu kae, ra tau melek wayah awan. Nek arep pamit, pamito Pakmu kana. Angger melek mung cangkeman wae."

(Lihat Bapakmu itu, nggak pernah terjaga di waktu siang. Kalau mau pamit, pamit saja sama bapakmu sana. Kalau terjaga cuma banyak mulut.)

Kecurigaan saya mungkin beralasan. Rudy sering bolak-balik Solo-Ponorogo(Jatim) dengan GL-Pro kesayangannya. Urusan apa saya juga tak begitu tahu. Yang jelas, Rudy beraktifitas di Solo. Dia pernah bilang sangat mencintai Karanganyar (kota kecil di timur Solo). Sering dia mengungkapkan kebanggaannya sebagai warga Karanganyar, padahal dia bukan warga Karanganyar. Mungkin, dialog yang terjadi diatas adalah salah satu cuplikan peristiwa sewaktu dia di Ponorogo.

Dugaan yang lain adalah peristiwa di sekitar kost Rudy di Solo. Bukan tidak mungkin percakapan itu muncul dan terdengar oleh Rudy dari tetangga pemilik kost. Mengingat kost Rudy terletak di tengah-tengah kampung yang berpola hidup keras. Saya pernah merasakannya.

Angin makin gelisah. Velg dan knalpot masih belepot lumpur. Kabut menyelimut Purwoloyo, sementara kata demi kata yang terbatin masih sempat telepas dari ingatan. Aneh, kenapa satu huruf itu banyak ditaruh di depan nama. Bagaimana jika lima huruf sekaligus bertengger di depan nama. Hmmm.....pasti makin lengkap kan? Y. Agusta datang. Mengungkap kepahitan lagi. Menyingkap kemanisan Chavez. Nafas sedang capek mengingat itu. Membuat skeptis merajalela.
Yang dia sebut Y.Agusta adalah Yudi Agusta, kawan saya juga. Rudy mengenalnya dari kawan kost Rudy. Saya mengenal Yudy Agusta dari sebuah komunitas sastra di Solo. Sedangkan saya mengenal Rudy dari teater. Suatu kebetulan yang menarik sebab ternyata kami menyukai beberapa hal yang sama, salah satunya adalah Chaves.

Soal Purwoloyo itu saya tak tahu pasti, yang jelas itu nama sebuah makam. Mungkin makam di belakang kost Rudy.

Paragraf di atas, tepatnya dalam kalimat //Aneh, kenapa satu huruf itu banyak ditaruh di depan nama. Bagaimana jika lima huruf sekaligus bertengger di depan nama// Rudy sebenarnya hendak berteka-teki sekaligus bergurau. Absurd memang. Tapi saya akan membukanya kepada pembaca sekalian mengenai hal ini. Saya dapatkan dari perbincangan kami bertiga di suatu kebetulan yang lain.




Jadi begini, dalam agama Islam terdapat rukun Islam yaitu Sahadat, Sholat, Puasa, Zakat, dan Haji. Nah,   menurut mereka berdua -entah Yudy atau Rudy duluan yang pertama kali terpikir hal ini- selama ini orang-orang hanya mengakui rukun Islam yang ke-5 saja yaitu Haji. Lihat saja nama orang yang telah naik haji, pasti depannya muncul huruf 'H' yang yang menandakan kalau orang itu sudah berhaji. Lalu kenapa yang ditulis cuma Haji? padahal ada 5 rukun Islam. Apakah karena dari 5 Rukun itu yang biayanya paling mahal adalah haji? Nggak adil. Seharusnya (masih menurut mereka) saya yang belum Haji ini berhak menyandang gelar dan menjadi S.S.P.Z. Gusmel Riyadh. Kepanjangan dari Sahadat Sholat Puasa Zakat. Nah kalau saya sudah haji maka akan jadi S.S.P.Z.H. Gusmel Riyadh,tidak hanya H. Gusmel riyadh saja.Tidak lucu kan?

Ya, itulah cara bercanda kami.


"Bob, kamu keren ya ternyata. Makasih sayang. Aku suka banget"
Bed cover berikan isyarat. Kopi dingin membisu. Senyum singkat saja yang mewakili jawaban. Tisu-tisu bertebar di bawah lampu duduk.
Saya terpikir sebuah adegan ranjang. Apakah anda juga demikian? Entahlah.


"Minggu kepungkur isih 9200. Saiki wis 10400 lo Mas. Wah jan tenan kok. Jane nek mung dienggo legi thok, Aku iso Mas gawe dhewe. lha ning opo wedangku mengko iso payu?"
Kopi beku menggeliat. Cafe mangkrak.
(minggu kemarin masih 9.200. sekarang sudah 10.400 lho mas. Wah, emang bener-bener kok. Sebenarnya kalau cuma untuk pemanis saja, saya bisa kok membuat sendiri. Lha tapi apa nanti wedang saya bisa laku?")

Seperti yang anda duga, sebuah percakapan dengan penjual minuman, mungkin kopi. Entah dimana.


"Untuk pertama kalinya sejak 1996, Timnas Indonesia gagal melangkah ke putaran final Piala Asia 2010 setelah kalah dari Oman di Stadion GBK.........pelaku penusukan Bupati Madiun hari ini kembali menjalani pemeriksaan di Polres Madiun....wah, Gus. rupanya Gus sudah hapal aroma saya to, hehehe.......tiga gereja diserang di KualalLumpur dan Petaling Jaya pada Jumat 8 Januari 2010......

Cuplikan berita yang nyangkut di Otak Rudy. Para pembaca tentu pernah mendengar semua ini. Lihat Hendri Mulyadi.

Monitor ini sudah tak bisa nyala lagi. Padahal ada beberapa editan kompetensi yang harus diselesaikan. Lumayanlah, daripada pusing mikir comment-comment dan status tak jelas. Apalagi lustrum sekitar 2 bulan lagi. Pembagian konsentrasi harus diperhatikan. Harus ada yang dicancel.

Komputer Rudy memang sedang mengalami kerusakan pada monitornya. Soal kompetensi itu saya kurang tahu. Yang saya tahu, Rudy sedang menyiapkan pementasan bersama kelompok Teater Golek SMA N 4 Solo dalam rangkara Lustrum sekolah tersebut.
Pada hari kedua, peserta terlihat menikmati acara. Satu dua pandangan melibas aura dingin. Hmmm......mie rebus ini terlihat cukup bangsat.
Aha, ini yang menarik. Pada peristiwa ini rudy sedang bersama mengisi materi teater unutk Latal Gabungan 3 Kelompok Teater SMA Karanganyar . Suatu pagi, entah berkat angin apa, tiba-tiba 2 kawan saya yang lelaki dengan sukarela membuatkan Mie Rebus untuk kami sekelompok. Mengharukan.

Kabut tak juga mengahangat. Beberapa potong daun pisang harus disembelih demi penanaman beton-beton silinder. Ah....jalan setapak ini tinggal ceritanya saja. Becek dan tak beraturan. Seorang kawan bilang; ketidakteraturan itu indah. Keparat tergumam dan Lobo jadi peneman yang sayu.
Saya juga kaget, setelah skian lama tidak main ke kost Rudy, mendadak seperti datang ke suatu tempat yang asing. Jalan setapak menuju kost Rudy yang notabene 'tersembunyi' itu terpapras hampir habis. Dikalahkan sebuah bangunan beton sebuah rumah baru. Ya, saya turut prihatin.

Hmm.....ultah. Ultahku, ultahnya, ultah dia, ultah kami. Teman, berikan seonggok untuk nanti dan jangan habis. Kita mau menerjang arah barat kan? Ahaha....


-negara butuh apa atau siapa?-
-apa akan ada negara?-
-victory...victory...-
Bagian terakhir tersebut yang masih membuat saya berpikir. Kemarin saya sudah bertemu dengan Rudy. Tapi saya tak ingin mendapatkan jawaban itu darinya. Saya harus mencarinya sendiri. Semoga Resolusi saya di tahun 2010 ini dapat tercapai. Amin.


Ket:
Shiro&Lobo : 2 ekor anjing yg bertempat tinggal di Pucang Sawit.

(pencantuman note dalam artikel ini atas ijin dari Rudy Febry)

GUSMEL RIYADH

4 komentar:

inspiratif mas, hmmm kalau bisa tolong tulis tentang diri saya meski kita belum lama berjumpa

Lha si Andi ora diajak ketemuan sisan? :D

Hmmm.......terma kasih De' Mel....hihi

> Rinu: tenang saja, anda sudah ada dalam daftar

> Dony: lha saiki mas Andi wis murtad og mas...

>Rudy: sama. Hi

Posting Komentar

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR DI BLOG INI. APA YANG ANDA PIKIRKAN SOAL TULISAN SAYA TADI?

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More