26 Mei 2009

aku baca sajak itu sembari mengunyah matamu

(kronologi singkat tentang kita yang tak bertegur sapa)

selamat datang, silakan duduk di bangku kedua belakangku
agak satu meter ke kanan, duduklah pelanpelan

kau tak akan pernah mengerti bagaimana mata kita berangkulan
salahkan kau, kenapa tak berkaca mata malam itu, maka matamu berkeliaran
dan diamdiam mataku memperkosa matamu

sebulan kemudian, tak perlu sembilan
matamu akan melahirkan banyak mata
yang jadi camilan ketika kubaca sajaksajak ini

25 Mei 2009
Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah

Catatan:
Mata kita adalah keluarga besar yang memiliki tradisi menonton pertunjukan. Ada mataku sebagai bapaknya, matamu ibunya, dan dua pasang mata anak kita. Sebelum mereka lahir, kita sempat memberi nama bersama-sama. Tapi aku khawatir yang lahir hanya mata-matanya saja. Maka, aku akan meminangmu dan kita ciptakan tubuh-tubuh mereka.

3 komentar:

sudah kepikir buat bikun buku, Mas agus ? aku support neeh....

pikiran dan khayalan itu sudah ada bu,, tinggal menunggu waktu, penerbit dan karya2nya... hehehehehe..

karya saya masih sedikit bu,,,heheheh

bagus puisinya.. setidaknya itulah yang aku tangkap menurutku..
hehe...

kalo mo nerbitin puisi.. aku diksih tau ya.. :D

Posting Komentar

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR DI BLOG INI. APA YANG ANDA PIKIRKAN SOAL TULISAN SAYA TADI?

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More