9 Jun 2009

Manohara, Ratna Sarumpaet, Ambalat, dan Para TKW

Di televisi, Manohara selalu memenuhi layar yang hanya 15” itu. Aku kepengen lihat Tom & Jerry, menyingkirlah barang sejenak Mano! Kasihan aku yang tak bisa tertawa hari ini. Seharian hanya kau ajak bersedih, berdendam-dendam dengan orang-orang yang tak kukenal dan malas kukenal.
Orang-orang yang lain dan sok berkepentingan dengan peristiwa itu ikut berjubal.
Televisiku semakin tak muat untuk menampung semua orang itu. Kalian pada ngapain sih?

Sementara dari jauh sana, M. Ndoly, seorang kawan teater mengirim SMS kepadaku. Berlembar-lembar, busyet! Kayaknya penting banget nih!
Begini isinya: (plus penjelasan dan editan penulisan)

”Sungguh, sejak Ratna Sarumpaet nanggapi sinis dan curiga dengan tingkah Manohara berefouria atas kebebasannya, aku jadi curiga dengan kedalaman rosonya sebagai orang teater. Dalam pentas Ciut Pas Sesak Pas (naskah Genthong Hsa, dipentaskan oleh teater Gadhang FE UNS Solo), meski tak tersurat dalam naskah, euforia usai dilepasnya tali yang menejerat kaki bertahun-tahun harus divisualkan, meskipun (pengikatan) kaki dulunya atras keinginan para tokoh sendiri. Masalah berapa lama euforia berlangsung adalah relatif-kondisional.
Kini setelah kesaksian seorang ahli forensik tentang Manohara, aku malu, orang teater sekelas Ratna bicara gegabah tanpa telaah.”


Walah mas, mas! Yang namanya aji mumpung, ya to? Mumpung ada yang bisa diganduli untuk tenar, segala macam usaha dilakukan.

Lalu bagaimana kabar Ambalat?
Kemarin-kemarin Ambalat diduga sebagai politik alih perhatian dari masalah dalam negeri. Pertanyaannya: Ngaruh nggak?

Seharusnya itu yang perlu ditanyakan kabar adalah para TKW kita di negeri tetangga. Sudah makan belum? Sudah berdarah belum? Sudah anu belum? Dan segala sudah-sudah yang lainnya.

Mungkin ada baiknya dibentuk kementrian khusus mengurus TKW, dan menterinya adalah Manohara. Biar dia juga sadar, masih banyak perempuan lain yang menjadi (kalau memang benar) korban kekejian negeri tetangga. Biar dia mendapatkan kawan (kalau memang benar) kawan senasib.
Sayangnya para TKW itu tak berduit, jadi hanya sedikit yang bisa tenar seperti Manohara. Dan untuk tenar itu pun, para TKW harus mengalami siksaan yang amat dahsyat, bahkan kematian.
Kasihan.

0 komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR DI BLOG INI. APA YANG ANDA PIKIRKAN SOAL TULISAN SAYA TADI?

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More