
YANCerpen Gusmel Riyadh
“Hei! Sialan!”
“Bosan hidup ya?”
“Belum pernah mampus kali!”
“Mata lu dipake, dodol! Jangan buat pajangan!”
“Kesambet setan buta apa tuli tu anak?!”
“Kurang ase…………..”
Seribu makian sekalipun tak mungkin mampu menembus otak Yan. Jangankan masuk telinga kanan keluar lewat kiri, mendekat pun tak akan sanggup. Yan yang lelaki gagah. Yan yang lelaki berpantang air mata. Yan yang murah senyum. Yan yang luka hatinya tak tersentuh sebab selalu tertutup oleh riang di lesung pipitnya. Yan yang berkaca mata plus padahal umurnya belum genap tiga puluh. Dan Yan yang kini jauh dari Yan yang semestinya berjalan sebagai Yan.
“Kau...